Minggu, 22 April 2012

Spirit dalam Reggae yang terlupakan





Reggae, istilah yang
dipopulerkan oleh
Frederick Nathaniel
"Toots" Hibbert
selaku vokalis dan
frontman dari The
... Maytals membawa
pengaruh yang besar
pada dunia,
khususnya setelah
suksesnya invansi
sang legenda
Desmond Dekker
menyebarkan
demam Skankin' ke
negeri asalnya The
Beatles, Rolling
Stones, dan Sex
Pistols (Inggris). Kata
"Streggae" di
Jamaika yang
berarti mengacu
pada sesuatu hal
yang"aneh" tersebut
rupanya sukses
menjadi fenomena
tersendiri bahkan
masuk dalam
Guinness World of
Record.
Sementara disaat
atmosfir isu rasisme
semakin kental
akibat stimulasi
gerakan Neo-Nazi
yang mengusung
ideologi "White
Power" seperti
National Front (1967)
di Inggris, Desmond
Dekker selaku musisi
kulit hitam sekaligus
pahlawan/icon Rude
Boys tersebut justru
menjajah top chart
Inggris (salah satu
kiblat musik dunia)
dengan lagu
fenomenalnya yang
berjudul
"Israelites" (1968),
sampai-sampai The
Beatles pun
menyebutkan kata
"Desmond" dalam
pembuka lagunya
yang berjudul"Ob-
La-Di, Ob-La-Da"
akibat semakin
maraknya musik
"aneh" yang
menghinggapi
selera"young man"
di negara yang
disindir oleh Johnny
Rotten dengan lagu
mereka yang
terkenal itu
("Anarchy in the
U.K").
Sebelum grup The
Wailers resmi
berganti nama dari
The Wailing
Rudeboys, musik
khas yang berasal
dari Jamaika ini pun
turut sukses
merasuki selera
kakek moyang para
kaum Skinhead,
apalagi di dukung
dengan hadirnya
Trojan Records yang
turut
memperkenalkan
genre yang diusung
oleh Lee "Scratch"
Perry (salah satu
founding fathers dari
musik "Dub").
Pengaruh dari Trojan
Records pun tidak
hanya sampai disitu
saja, isu rasial yang
semakin
meresahkan di
lingkungan negara
tersebut pun turut
menjadi pemicu
hadirnya golongan
Skinhead yang
menamakan diri
mereka
"SHARP" (Skinhead
Anti Racial Prejudice),
bahkan logo dari
SHARP itu sendiri
terinspirasi dari
logonya Trojan
Records.
Filosofi warna hitam
dan putih dalam SKA
adalah sebagai
simbol warna
persatuan yang
dipicu oleh akibat
maraknya isu rasial
dalam era musik
tersebut, baik itu
akibat trauma dari
para korban
pelecehan ras yang
disebabkan oleh
pengaruh golongan
"White
Power" (seperti
organisasi KKK,
National Front, dan
sejenisnya) yang
telah lama menindas
dan memperlakukan
kulit hitam dengan
sangat keji, atau pun
sebaliknya yaitu
sindiran "Babylon"
yang sering
disuarakan oleh para
golongan kulit hitam
penganut aliran
Afrosentris yang
ekstrim.
Musik "aneh" ini
memang unik.
Begitulah mungkin
kira-kira yang ingin
diungkapkan oleh
pencipta "istilah"
tersebut, karena di
dalam musik ini sarat
akan nilai kehidupan,
potret gejolak sosial,
rintihan kejujuran,
bisikan perjuangan,
suara kehormatan,
rasa kebanggaan,
simbol
persaudaraan,
bahkan sampai
dengan nuansa cinta
kasih. Namun akan
sangat disayangkan
sekali jika musik ini
sampai di negeri ini
terkubur hanya
diseputar pantai,
hura-hura dengan
aroma ganja, rambut
gimbal cuma buat
gaya saja, sambil
santai-santai
bermain burung
sementara politikus
busuk disana
tersenyum melihat
mentalitas
mayoritas penikmat
Reggae di Indonesia
ini seperti taring
singa dalam sirkus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar